Selamat Datang

Selamat datang di blog KJF Distanhutbun

Kamis, 15 September 2011

Perbedaan Teknologi Pendekatan SRI dan PTT


PERBEDAAN KOMPONEN TEKNOLOGI PADA PENDEKATAN SRI DAN PTT
No
Perlakuan
SRI
PTT
1.
Dosis pupuk anjuran
Bahan organic 10 ton/ha
Sesuai Kepmen Pertanian N0.1, 2006 Pupuk anorganic dan pupuk oeganik, BWD dan PUTS atau petak omisi

2.
Seleksi Benih
Pemilahan benih bernas dengan telur dan air garam

Pemilahan benih bernas dengan air garam atau ZA 3 %
3.
Varietas
Varietas local atau unggul baru
Varietas unggul baru, varietas unggul tipe baru dan varietas unggul hibrida

4.
Persemaian
Persemaian kering
Persemaian basah diaplikasi kompos, sekam dan pupuk
5.
Tanam bibit
7-14 HSS
10-21 HSS atau semuda mungkin, gunakan bibit umur agak tua di daerah endemis keong mas
6.
Jumlah bibit/ lubang
1 (satu)
1-3 bibit, bibit sesedikit mungkin

7.
Jarak tanam
30 cm x 30 cm atau lebih lebar
VUB/VUTB 20x20 cm
8.
Hama penyakit
Pengendalian hayati, pestisida nabati dan pestisida hayati
Prinsip PHT bila perlu berdasarkan hasil monitoring dapat digunakan pestisida kimia, hayati dan nabati maupun kombinasinya.

9.
Pengelolaan gulma
Penyiangan mekanis/landak 4 x
Prinsip Pengendalian Gulma Terpadu (PGT) . Mengguna- kan herbisida kimia atau penyiangan

10.
Pengairan
Tanah dipertahan kan lembab hingga retak-retak selama vegetatif
Pengairan berselang
11.
Penanganan pascapanen
Gebot
Mesin perontok dan gebot disesuaikan dengan kondisi petani
12.
Metode pendekatan
Pembelajaran Ekologi Tanah (PET)
PRA
13.
Kelembagaan
Pemberdayaan kelompok

SIPT, KUAT, KUM
14.
Pendekatan diseminasi
Kelompok studi petani, individu, demplot

Kelompoktani, hamparan, Demfarm
15.
Hasil gabah
6,9-8,5 t/ha GKG*)
5,0-8,5 t/ha GKG **)
16.
Peningkatan hasil

0,2-1,1 t/ha
0,3-2,3 t/ha
17.
Pendapatan bersih

Rp. 2.240.000,-
Rp. 4.580.000,-
 
   Keterangan : *) hasil wawancara petani di Garut, diperoleh dari percobaan petani dari areal seluas 1000-2000 m2 pada sebagian saja lahan milik petani; **)hasil percobaan di 18 lokasi di 8 provinsi.

    Komponen Teknologi PTT
             Alternatif komponen teknologi yang dapat diintroduksikan dalam pengembangan model PTT terdiri atas :
1.     Varietas unggul baru yang sesuai dengan karakteristik lahan, lingkungan dan keinginan petani setempat
2.    Benih bermutu (kemurnian dan daya tumbuh tinggi)
3.    Bibit muda (< 21 HSS) 
4.    Jumlah bibit 1-3 batang per lubang dan system tanam jajar legowo 2:1, 4:1 dan lainnya dengan populasi minimum 250.000 rumpun/ha
5.    Pemupukan N berdasarkan Bagan Warna Daun (BWD)
6.    Pemupukan P dan K berdasarkan status hara tanah, PUTS atau petak omisi serta pemecahan masalah kesuburan tanah apabila terjadi
7.    Bahan organic (kompos jerami 5 t/ha atau pupuk kandang 2  t/ha
8.    Pengairan berselang (intermittent irrigation)
9.    Pengendalian gulma secara terpadu
10. Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu (PHT)
11. Panen beregu dan pasca panen menggunakan alat perontok.



  1 Menyiapkan  Benih  padi
     a.  Seleksi Benih Padi Bermutu
               Sebelum benih digunakan terlebih dahulu harus di seleksi tingkat kebernasannya dan harus benih bermutu tinggi dan berlabel. Mengapa harus menggunakan benih bermutu ? Karena benih bermutu akan  menghasilkan :
  • Bibit yang sehat dengan akar yang banyak
  • Perkecambahan dan pertumbuhan seragam
  • Ketika ditanam pindah bibit dari benih yang baik dapat tumbuh lebih cepat dan tegar (Tidak mengalami stagnasi ) 
  • Produksi yang  tinggi

b. Ciri-ciri benih bermutu :
  • Benih murni dari satu varietas
  • Berukuran penuh dan seragam
  • Daya kecambah di atas 80 % dengan benih yang tumbuh kekar
  • Bebas dari biji gulma, hama, penyakit dan bahan lain.

Langkah kerja menyeleksi benih dengan larutan garam :
  • Buat larutan garam dengan dosis antara 250 – 300 gram / liter air aduk hingga  garam  larut 
  • Masukkan telur ayam kedalam larutan garam dan lihat, apabila telur mengapung dengan posisi berbaring mengapung,  berarti air tersebut sudah memiliki Berat Jenis (BJ)  1,13  ( lihat gambar 2) dan bisa digunakan untuk  menyeleksi benih padi
  • Masukkan benih padi kedalam larutan garam tadi kemudian aduk perlahan
  • Ambil gabah yang mengapung dengan menggunakan serok dan pisahkan.
  • Ambil gabah yang berada dibawah larutan kemudian cuci bersih pada air yang mengalir  dan tiriskan pada ayakan,tampah bersih
  • Benih sudah siap untuk direndam dan diperam.

    2. Menyemai Benih dan Menyiapkan media lahan tanam
              Sebelum kegiatan menyemai dimulai,  terlebih dahulu  kita harus mempersiapkan media  untuk persemaian yaitu berupa campuran tanah / top soil dengan pupuk organik yang telah matang/ siap digunakan dengan perbandingan 1 : 1, artinya satu bagian tanah dicampur dengan satu bagian pupuk organik kemudian diaduk-aduk hingga rata. Untuk lebih baik lagi media tanah yang akan digunakan terlebih dahulu dijemur dahulu hingga kering baru kemudian dicampur pupuk kandang. Hal ini telah terbukti pertumbuhan benih di persemaian lebih cepat tinggi dan daun padi lebih hijau dibanding dengan yang tidak dijemur dulu warna daun hijau pucat.
              Setelah media tanam siap langkah selanjutnya adalah menyiapkan pipiti / wadah kotak plastik, alasi dengan daun pisang hingga seluruh permukaan pipiti teralasi daun pisang. Maksud pemberian alas daun pisang adalah agar akar bibit tanaman padi tidak menembus sela-sela pipiti sehingga ketika diambil bibitnya akar tidak rusak/putus.  
                Masukkan campuran media tanam tadi kedalam pipiti sebanyak ¾ bagian pipiti, ratakan siram dengan air hingga lembab dan taburkan benih yang yang telah diperam hingga rata ( + 2 sendok makan atau 300 biji / pipiti ) dengan ciri pada bagian pangkal titik tumbuh sudah keluar bakal akar.  Tutup dengan  tanah tipis-tipis  kemudian siram  lagi dengan air hingga media tanam lembab.
               Simpan pada tempat yang aman dan teduh selama 7 – 10 hari hari pertama dan kedua persemaian ditutup, hari berikutnya dibuka tutupnya hingga bibit padi tumbuh dan  siap untuk ditanam.                Kebutuhan benih 4,8 – 7 kg per hektar.


 3.  Menanam Padi.
  • Benih padi ditanam pada umur 10 – 15 hari setelah semai
  • Ditanam  1- 3 batang per lubang tanam
  • Ditanam dangkal +  1 – 1,5 cm
  • Kondisi air saat tanam adalah macak-macak
  • Jarak tanam  : 25 cm x 25 cm ;  27 cm x 27 cm atau 30  x 30 cm
  • Lakukan dengan sistim penarikan L     
  • Sistem penanaman model legowo 2   
 
        Keuntungan sistem jajar legowo adalah
1. Semua barisan rumpun tanaman berada pada bagian pinggir yang biasanya memberi hasil lebih tinggi (efek tanaman pinggir)
2.  Pengendalian hama, penyakit  dan gulma lebih mudah
3. Menyediakan ruang kosong untuk pengaturan air, saluran pengumpul keong mas atau untuk mina padi
4.  Penggunaan pupuk lebih berdaya guna
Rumpun yang hilang karena tanaman  mati, terlewat ditanami atau rusak karena hama segera ditanami ulang tidak lewat dari 14 HST. Bibit yang ditanam berasal dari pembibitan yang sama digunakan untul penanaman sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar