PERBEDAAN KOMPONEN TEKNOLOGI PADA
PENDEKATAN SRI DAN PTT
No
|
Perlakuan
|
SRI
|
PTT
|
1.
|
Dosis
pupuk anjuran
|
Bahan
organic 10 ton/ha
|
Sesuai Kepmen Pertanian N0.1, 2006
Pupuk anorganic dan pupuk oeganik, BWD dan PUTS atau petak omisi
|
2.
|
Seleksi
Benih
|
Pemilahan
benih bernas dengan telur dan air garam
|
Pemilahan
benih bernas dengan air garam atau ZA 3 %
|
3.
|
Varietas
|
Varietas
local atau unggul baru
|
Varietas unggul baru, varietas
unggul tipe baru dan varietas unggul hibrida
|
4.
|
Persemaian
|
Persemaian kering
|
Persemaian
basah diaplikasi kompos, sekam dan pupuk
|
5.
|
Tanam
bibit
|
7-14 HSS
|
10-21 HSS
atau semuda mungkin, gunakan bibit umur agak tua di daerah endemis keong mas
|
6.
|
Jumlah
bibit/ lubang
|
1
(satu)
|
1-3 bibit,
bibit sesedikit mungkin
|
7.
|
Jarak tanam
|
30 cm x 30
cm atau lebih lebar
|
VUB/VUTB
20x20 cm
|
8.
|
Hama
penyakit
|
Pengendalian
hayati, pestisida nabati dan pestisida hayati
|
Prinsip
PHT bila perlu berdasarkan hasil monitoring dapat digunakan pestisida kimia,
hayati dan nabati maupun kombinasinya.
|
9.
|
Pengelolaan
gulma
|
Penyiangan
mekanis/landak 4 x
|
Prinsip Pengendalian Gulma Terpadu
(PGT) . Mengguna- kan herbisida kimia atau penyiangan
|
10.
|
Pengairan
|
Tanah
dipertahan kan lembab hingga retak-retak selama vegetatif
|
Pengairan
berselang
|
11.
|
Penanganan
pascapanen
|
Gebot
|
Mesin
perontok dan gebot disesuaikan dengan kondisi petani
|
12.
|
Metode
pendekatan
|
Pembelajaran
Ekologi Tanah (PET)
|
PRA
|
13.
|
Kelembagaan
|
Pemberdayaan
kelompok
|
SIPT,
KUAT, KUM
|
14.
|
Pendekatan
diseminasi
|
Kelompok
studi petani, individu, demplot
|
Kelompoktani,
hamparan, Demfarm
|
15.
|
Hasil
gabah
|
6,9-8,5
t/ha GKG*)
|
5,0-8,5
t/ha GKG **)
|
16.
|
Peningkatan
hasil
|
0,2-1,1
t/ha
|
0,3-2,3
t/ha
|
17.
|
Pendapatan
bersih
|
Rp.
2.240.000,-
|
Rp.
4.580.000,-
|
Keterangan :
*) hasil wawancara petani di Garut, diperoleh dari percobaan petani dari areal
seluas 1000-2000 m2 pada sebagian saja lahan milik petani; **)hasil percobaan
di 18 lokasi di 8 provinsi.
Komponen Teknologi PTT
Alternatif
komponen teknologi yang dapat diintroduksikan dalam pengembangan model PTT
terdiri atas :
1.
Varietas unggul baru yang sesuai dengan
karakteristik lahan, lingkungan dan keinginan petani setempat
2.
Benih
bermutu (kemurnian dan daya tumbuh tinggi)
3.
Bibit
muda (< 21 HSS)
4.
Jumlah
bibit 1-3 batang per lubang dan system tanam jajar legowo 2:1, 4:1 dan lainnya
dengan populasi minimum 250.000 rumpun/ha
5.
Pemupukan
N berdasarkan Bagan Warna Daun (BWD)
6.
Pemupukan
P dan K berdasarkan status hara tanah, PUTS atau petak omisi serta pemecahan
masalah kesuburan tanah apabila terjadi
7.
Bahan
organic (kompos jerami 5 t/ha atau pupuk kandang 2 t/ha
8.
Pengairan
berselang (intermittent irrigation)
9.
Pengendalian
gulma secara terpadu
10.
Pengendalian
hama dan penyakit secara terpadu (PHT)
11.
Panen
beregu dan pasca panen menggunakan alat perontok.
1 Menyiapkan Benih padi
a. Seleksi Benih Padi Bermutu
Sebelum benih digunakan terlebih dahulu
harus di seleksi tingkat kebernasannya dan harus benih bermutu tinggi dan
berlabel. Mengapa harus menggunakan benih bermutu ? Karena benih bermutu
akan menghasilkan :
- Bibit yang sehat dengan akar yang banyak
- Perkecambahan dan pertumbuhan seragam
- Ketika ditanam pindah bibit dari benih yang baik dapat tumbuh lebih cepat dan tegar (Tidak mengalami stagnasi )
- Produksi yang tinggi
b. Ciri-ciri benih bermutu :
- Benih murni dari satu varietas
- Berukuran penuh dan seragam
- Daya kecambah di atas 80 % dengan benih yang tumbuh kekar
- Bebas dari biji gulma, hama, penyakit dan bahan lain.
Langkah
kerja menyeleksi benih dengan larutan garam :
- Buat larutan garam dengan dosis antara 250 – 300 gram / liter air aduk hingga garam larut
- Masukkan telur ayam kedalam larutan garam dan lihat, apabila telur mengapung dengan posisi berbaring mengapung, berarti air tersebut sudah memiliki Berat Jenis (BJ) 1,13 ( lihat gambar 2) dan bisa digunakan untuk menyeleksi benih padi
- Masukkan benih padi kedalam larutan garam tadi kemudian aduk perlahan
- Ambil gabah yang mengapung dengan menggunakan serok dan pisahkan.
- Ambil gabah yang berada dibawah larutan kemudian cuci bersih pada air yang mengalir dan tiriskan pada ayakan,tampah bersih
- Benih sudah siap untuk direndam dan diperam.
2. Menyemai Benih dan Menyiapkan media
lahan tanam
Sebelum
kegiatan menyemai dimulai, terlebih
dahulu kita harus mempersiapkan
media untuk persemaian yaitu berupa
campuran tanah / top soil dengan pupuk organik yang telah matang/ siap
digunakan dengan perbandingan 1 : 1, artinya satu bagian tanah dicampur dengan
satu bagian pupuk organik kemudian diaduk-aduk hingga rata. Untuk lebih baik
lagi media tanah yang akan digunakan terlebih dahulu dijemur dahulu hingga
kering baru kemudian dicampur pupuk kandang. Hal ini telah terbukti pertumbuhan
benih di persemaian lebih cepat tinggi dan daun padi lebih hijau dibanding
dengan yang tidak dijemur dulu warna daun hijau pucat.
Setelah media tanam siap langkah selanjutnya adalah menyiapkan pipiti /
wadah kotak plastik, alasi dengan daun pisang hingga seluruh permukaan pipiti
teralasi daun pisang. Maksud pemberian alas daun pisang adalah agar akar bibit
tanaman padi tidak menembus sela-sela pipiti sehingga ketika diambil bibitnya
akar tidak rusak/putus.
Masukkan campuran media tanam tadi kedalam pipiti sebanyak ¾ bagian
pipiti, ratakan siram dengan air hingga lembab dan taburkan benih yang yang
telah diperam hingga rata ( + 2 sendok makan atau 300 biji / pipiti ) dengan
ciri pada bagian pangkal titik tumbuh sudah keluar bakal akar. Tutup dengan
tanah tipis-tipis kemudian siram lagi dengan air hingga media tanam lembab.
Simpan pada tempat yang aman dan teduh selama 7 – 10 hari hari pertama
dan kedua persemaian ditutup, hari berikutnya dibuka tutupnya hingga bibit padi
tumbuh dan siap untuk ditanam. Kebutuhan benih
4,8 – 7 kg per hektar.
3. Menanam Padi.
- Benih padi ditanam pada umur 10 – 15 hari setelah semai
- Ditanam 1- 3 batang per lubang tanam
- Ditanam dangkal + 1 – 1,5 cm
- Kondisi air saat tanam adalah macak-macak
- Jarak tanam : 25 cm x 25 cm ; 27 cm x 27 cm atau 30 x 30 cm
- Lakukan dengan sistim penarikan L
- Sistem penanaman model legowo 2
Keuntungan sistem jajar legowo adalah
1. Semua
barisan rumpun tanaman berada pada bagian pinggir yang biasanya memberi hasil
lebih tinggi (efek tanaman pinggir)
2. Pengendalian
hama, penyakit dan gulma lebih mudah
3. Menyediakan
ruang kosong untuk pengaturan air, saluran pengumpul keong mas atau untuk mina
padi
4. Penggunaan
pupuk lebih berdaya guna
Rumpun
yang hilang karena tanaman mati,
terlewat ditanami atau rusak karena hama segera ditanami ulang tidak lewat dari
14 HST. Bibit yang ditanam berasal dari pembibitan yang sama digunakan untul
penanaman sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar